Desa pandean merupakan daerah pegunungan yang berhawa sejuk, di lintasi sungai dengan kontur bebatuan yang eksotik. Desa ini terdiri dari 5 dusun yang masing – masing memiliki potensi alam yang menarik untuk dikunjungi
Salah satu potensi alam yang sangat recommended untuk didatangi adalah sungai Konang. Air yang jernih membuat orang betah berlama lama bermain air dengan sensasi jeram yang cantik. Sepanjang jalur yang dilintasi river tubung dan river boarding ini kiri kanan terdapat batu – batu besar dikelilingi pepohan rindang, tidak jauh dari finish river tubing ada air terjun 3 tingkat untuk kegiatan canyoning, di tengah tengah hutan asri yang sangat sejuk, wisatawan disuguhi pemandangan alami dari atas bukit.
Tidak kalah menarik. Desa pandean memiliki potensi budaya yang luar biasa. Kothek an lesung yang ada sejak zaman penjajahan hingga kini masih dilestariakan. Usia lesung kurang lebih 150 tahun. Sedangkan pemukul lesung adalah ibu – ibu lansia yang energik memainkan alunan musik ritmik. Ada juga terbangan ello yang sudah langka, memakai alat semacam rebana, jedor dan kendang panjang yang unik Musik tradisional ini menjadi istimewa karena di mainkan oleh 8 orang laki - laki yang sudah lansia namun memiliki alunan suara ( vocal ) yang melengking tinggi yang dinamakan ngelik. Tidak semua orang bisa membawakan vocal terbangan ini, karena perlu teknik yang tinggi Salah satu potensi budaya yang terus berkembang adalah seni karawitan, di sini karawitan dimainkan oleh sekelompok lansia dengan gending gending asli tempo dulu ( klenengan ) sehingga sangat cocok dalam suasa alam pedesaan
Ada lagi budaya masyarakat yang ramah ingkungan dan sangat menjaga ekosistem sungai yakni pasang bengkeng ( pasang bubu ) di sungai. Ikan yang beranekaragam menambah kekayaan alam desa pandean yang bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar. Angon wedus merupakan potensi wisata yang sangat diminati wisatawan. Alam yang indah dan rumput hijau segar yang melimpah di sepanjang aliran sungai, membuat kambing berkembang dengan baik. Sensasi nuntun dan makani wedus itulah yang membuat wisatawan enggan bergeser pulang. Aliran sungai yang jernih dan bebas sampah sangat representative untuk kegiatan umbah - umbah menggunakan klerak ( mencuci baju pakai daun klerak ) sambil bermain air ( koceh )