Desa Wisata Pangkahkulon adalah salah satu dari sekian banyak desa wisata yang berkembang di wilayah Gresik. Berlokasi di kawasan Laut Jawa dan jarak tempuh 2 km dari daratan.
Mengangkat tema Wisata Alam, Budaya dan Ekosistem Mangrove yang Berwawasan Lingkungan, Desa Wisata Pangkahkulon menawarkan kegiatan wisata pengalaman berupa pembelajaran dan interaksi tentang alam, lingkungan hidup, mangrove, kehidupan sosial budaya, aneka seni tradisi dan kearifan lokal yang masih mengakar kuat di masyarakat dengan suasana khas pedesaan di Laut Jawa.
Perjalanan Desa Wisata Pangkahkulon diawali pada tahun 2013 dengan predikat sebagai salah satu desa berkembang di antara desa-desa yang ada di Laut Jawa, dengan tingkat ekonomi dan pendapatan masyarakat yang menengah serta kehidupan masyarakat desa yang sederhana. Kondisi geografis desa paling ujung di utara kabupaten Gresik dengan komposisi lahan pesisir pantai, daerah aliran sungai bengawan solo.
Namun dengan semangat gotong royong dalam merawat alam, lingkungan hidup dan kearifan lokal yang diajarkan dan dilakukan oleh tokoh masyarakat generasi sebelumnya, telah membuahkan hasil dengan melimpahnya kekayaan alam, hasil laut dan kehidupan sosial budaya masyarakat pedesaan yang tetap terjaga dengan baik hingga saat ini.
Adapun latar belakang dalam mengembangkan desa wisata adalah kami menilai bahwa pendekatan dengan melalui desa wisata akan mampu memberikan efek yang luar biasa bagi masyarakat, karena dengan desa wisata akan dapat mengakomodasi semua komponen masyarakat untuk aktif bergerak sebagai pelaku utama (subyek) dan bukan hanya sebagai obyek. Selain itu kami juga akan dapat mengajak berbagai pihak lain, baik pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam membangun desa wisata.
Saat itu juga kami mulai menata diri, mengelola dan melestarikan lingkungan dan mengajak masyarakat bersama-sama untuk memiliki kebanggaan terhadap desanya sendiri. Mengawali kegiatan ini bukan hal yang mudah karena kami membangun tanpa bermodalkan materi dan adanya perubahan budaya masyarakat sekitar menjadi penyedia jasa wisata. Namun dengan dukungan dan kepercayaan penuh dari masyarakat dan pemerintah desa dengan berbagai programnya, membuat masyarakat mampu merencanakan, melaksanakan dan mengawasi serta menikmati semua pembangunan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Dengan jumlah penduduk sekitar 8 ribuan jiwa, desa wisata Pangkahkulon pada saat awal belum mampu mengandalkan desa wisata sebagai salah satu upaya mengangkat taraf ekonomi dan pendapatan masyarakat karena keterbatasan dalam kemampuan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana pendukung, keterampilan maupun pembuatan paket wisata. Selain itu juga belum mampu memasarkan dengan baik paket wisata yang dibuat. Pada tahun 2013 belum terdapat sarana dan prasarana yang memadai sebagai salah satu pendukung pariwisata.
Pada tahun 2014 Desa Wisata Pangkahkulon mendapatkan program penanaman mangrove dari CSR salah satu perusahaan yang ada di kabupaten Gresik. Dari tahun ke tahun Desa pangkahkulon selalu menjadi jujukan program penanaman mangrove baik yang di anggarkan dari Pemerintah maupun CSR Perusahaan. Dengan tumbuhnya hutan mangrove di Desa Pangkahkulon, melalui Pokdarwis yang dibentuk oleh pemerintah Desa, akhirnya tumbuhlah sebuah semangat untuk menciptakan Ekowisata yang berbasis tumbuhan mangrove yang dinamakan LEWEAN MANGROVE FOREST.
Pada Tahun 2020 Desa Pangkahkulon di akui sebagai salah satu Desa yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Essensial ( KEE ) dengan SK Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/309/KPTS/013/2020 tentang Penetapan Kawasan Ekosistem Essensial Mangrove Ujungpangkah Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur, serta Surat Keputusan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gresik Nomor : 556/502/437.59/2021 Tentang Pengukuhan Kelompok Sadar Wisata ( POKDARWIS ) Desa Pangkahkulon Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik Tahun 2021. Dengan adanya SK Desa Wisata Pangkahkulon tersebut semakin mempertebal semangat warga Pangkahkulon untuk turut membangun Pariwisata di Gresik.
KEE Mangrove Ujungpangkah ( Pangkahkulon ) menjadi kawasan penting bagi keberadaan burung air bermigrasi di jalur terbang Asia Timur Australia (East Asian Australasian Flyway) yang mana potensi tersebut dapat dikembangkan menjadi salah satu produk ekowisata minat khusus yang berkelanjutan.
Kawasan Ekosistem Esensial Ujungpangkah (Pangkahkulon) memiliki potensi yang luar biasa. Selain menjadi tempat hidup belasan jenis mangrove, lokasi tersebut juga menjadi spot migrasi puluhan burung internasional. Potensi itu yang menjadikannya diproyeksikan menjadi Ramsar Site (Situs Ramsar).
Situs Ramsar meupakan situs lahan basah yang dirancang untuk kepentingan internasional di bawah konvensi Ramsar. Sehingga, bisa menarik banyak wisatawan dari mancanegara. Di sini menjadi jujukan migrasi dari puluhan jenis burung laut. Mayoritas burung Pelikan dari Benua Australia.
KEE Ujungpangkah (Pangkahkulon) ke depan akan menjadi destinasi berbagai sektor. Bisa untuk edukasi, wisata yang bisa mendongkrak perekonomian masyarakat. Pengelolaannya pun akan terus dikembangkan.
Lewean Mangrove Forest satu-satunya destinasi wisata alam yang di miliki oleh Desa Pangkahkulon yang terus dikembangkan sampai saat ini, sehingga sudah banyak wisatawan yang berkunjung. Selain menikmati keindahan alam dengan nuansa pesisir laut, Lewean Mangrove Forest juga menyajikan wisata edukasi melalui pembibitan mangrove. Sehingga tidak heran kalau akhir-akhir ini banyak Mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta yang melakukan riset di Lewean Mangrove Forest Desa Pangkahkulon Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Dengan ini semua elemen pendukung Desa Wisata Pangkahkulon siap menjadi Desa Wisata Mandiri.