Lokasi desa Kembang belor berada di kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Desa tersebut juga dikenal dengan nama desa Jubel, karena setelah desa itu tidak ada desa lagi. Disana lokasinya jauh dari kota hanya terdapat pohon-pohon dan sawah.
Pedasaan itu terdapat di daerah dataran tinggi. Jalannya saat ini sudah lebar 8 meter. Di sekitar rumah penduduk terdapat hutan yang didominasi oleh pohon pinus dan dilalui sumber mata air Jubel yang konon sampai Kota Surabaya dan Jombang.
Historis Desa Kembang Belor dalam Cerita Rakyat
Cerita tentang raden Abidin atau Mbah Jenggot yang membuat sumber air Jubel hanya dengan bantuan bambu untuk mengukur dan menggali dengan tangan saja. Lalu setelah sumber air jadi, Mbah Jenggot tidak pulang kembali ke desa Jubel tetapi tinggal disumber air sampai meninggal di sana. Saat penjajahan Belanda,
Belanda ingin membuat sumber air disana dengan meledakkan batu-batu di sungai tersebut, tetapi ada satu batu yang sampai tiga kali di ledakkan tidak hancur-hancur, setelah dilihat dengan menggunakan alat yang dapat melihat barang gaib, ada penunggu dibatu tersebut yang memiliki janggot panjang, itu sebabnya dinamakan Mbah Jenggot. Lalu akhirnya batu itu hanya ditutupi dengan semen saja. Dan sampai sekarang batu itu masih ada.
Terdapat juga mitos di desa itu yang dipercayai oleh warga sekitar apabila ada orang yang bersiul di daerah hutan dekat sumber air Jubel maka, orang tersebut akan pingsan dan saat oarang tersebut bangun tiba-tiba mulutnya menjadi sumbing.
Sejarah
Sejarah Desa Kembang Belor didirikan oleh Raden Slamet atau Mbah Demung yang memiliki istri bernama Mbah Proyo. Mbah Demung meninggal di samping desa dan di makamkam di sana.
Mbah Proyo meninggal di selatan desa dan dimakamkan di sana pula. Pada tahun 1929, Belanda meresmikan sumber air Jubel. Sebelum desa ini bernama Kembang Belor, desa ini disebut dengan desa jubel oleh masyarakat yang tinggal di desa ini. Kata Jubel berarti air yang berjubel dari batu yang buntu. Desa Jubel berarti desa yang buntu.
Peninggalan
Sumber air Jubel
Pada tahun 1929, Belanda meresmikan sumber air Jubel di kawasan hutan RPH Kemloko BKPH Pacet KPH Pasuruan di Desa Kembang Belor kecamatan Pacet dengan perusahaannya Water Leideng Bedrijven, di bawah pemerintah Provinsi Jawa Timur. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945 perusahaan Water Leideng Bedrijiven di ambil alih dan di urus oleh Karisidenan Surabaya.
Pada Saat ini sumber air Jubel dikelolah oleh perusahaan Daerah AIr Minum ( PDAM) Kab. Mojokerto setelah adanya keputusan bupati terkait pengelolaan air Bersih yang ada di Sumber Jubel Desa kembangbelor.
Makam Mbah Demung
Mbah Demung adalah pendiri Desa Kembang Belor Pacet Mojokerto.
Makam Mbah Proyo
Mbah Priyo adalah istri dari Mbah Demung pendiri Desa Kembang Belor.
Adat Istiadat
Upacara Desa
Upacara Desa di Desa Kembang Belor Pacet Mojokerto yaitu Ruwat Desa. Ruwat Desa diadakan setiap bulan Ruwah penanggalan jawa, untuk membersihkan desa. Ruwat Desa dilakukan dengan cara membuat tumpeng atau sesaji yang dikirimkan ke makam Mbah Demung, Mbah Proyo dan kedua kakaknya yaitu Mbah Panji dan Mbah Jenggot. Lalu menggelar pertunjukan hiburan seperti wayang atau ludruk.
Hari Besar Keagamaan
Hari besar keagamaan di Desa Kembang Belor Pacet Mojokerto sama seperti di daerah-daerah lainnya. Misalnya saja saat Idhul Adha, pada hari besar keagamaan tersebut masyarakat Desa Kembang Belor menyembelih kerbau atau sapi. Mereka juga melaksanakan Sholat Id pada pagi hari.
Akan tetapi ada yang sangat mebedahkan saat bulan atau malam 1 Suroh ada kehiatan khusus dari Dsn. Paras Desa kembangbelor yang mengadakan Wuwatan Air Suci untuk keberlangsungan dan kelestarian sumber air bersih yang ada di Desa Kembangbelor
Pada tahun 2020 berdirilah sebuah daya tarik Wanawisata Bernah De Vallei merupakan tempat wisata ramah keluarga terbaru di Mojokerto. Tempat wisata ini berlokasi tepat di Jalan Raya Tirtowening, Desa Kembangbelor, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.
Bernah De Vallei termasuk ke dalam destinasi wisata edukasi. Pasalnya, terdapat kegiatan rekreasi dan pendidikan sekaligus. Sehingga, pengunjung tidak hanya sekadar berwisata tapi juga belajar mengenai alam sekaligus meningkatkan kreativitasnya. Bernah De Vallei memang tempat liburan yang cocok bagi Anda yang memiliki anak di usia sekolah. Ada banyak kegiatan yang bisa anak-anak lakukan di tempat wisata ini. Muali memberi makan ikan, menanam bunga, hingga berenang. Orangtua yang mengantar pun bisa melakukan hal seru, seperti treking hutan, susur sungai, dan menanam pohon.
Jikalau ingin liburan lebih lama, Anda dan keluarga juga bisa berkemah di sini. Bernah De Vallei menawarkan paket berkemah untuk keluarga mulai dari harga Rp 150.000. Harga tersebut sudah termasuk tenda, kasur, selimut, bantal, matras, api unggun, dan fasilitas lainnya yang membuat liburan semakin nyaman. Bagi yang berencana untuk berkemah, pengunjung disarankan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Selamat berlibur!