Gelaran Festival Topeng Malang menarik minat wisatawan sekaligus melestarikan budaya bangsa. Dalam rangkaian festival juga mengapresiasi enam pelaku seni budaya topeng malang.
Penerima anugerah, yaitu Dr Roby Hidajat, M Sn, dosen Program Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang (UM). Warga Sukun, Kota Malang, itu penulis buku-buku topeng malang getol mendedikasikan hidupnya konsisten pada pelestarian topeng malang.
Anugerah selanjutnya diberikan kepada Yudhit Perdananto, SE, seorang aparatur sipil negara Provinsi Jawa Timur. Warga Kedungkandang, Kota Malang, itu dalang sekaligus kolektor topeng Malang. Ia mendedikasikan hidupnya selama lebih dari 25 tahun ini untuk menelusuri topeng malang. Termasuk memberikan semangat pada komunitas kesenian topeng malang Raya meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu.
Anugerah juga diberikan kepada Yulianto, perajin topeng malang dari Kampung Budaya Polowijen (KBP). Ia berjasa melestarikan kesenian dan budaya sekaligus meraih Anugerah Pelaku Budaya Kota Malang 2020. Karya topeng buatan Yulianto digunakan oleh anak-anak KBP untuk menari topeng sampai sekarang.
Penerima anugerah lainnya, yakni Eko Ujang Kusnan Dariadi S.S, warga Jambuwer, Kabupaten Malang. Seniman topeng malang itu guru tari topeng, pemain dan pimpinan rombongan wayang topang malang yang sering pentas di berbagai daerah.
Adapun pemberian anugerah kepada Dian Tarudin atas jasanya melestarikan topeng malang selama 20 tahun terakhir. Seniman topeng dari Kedung Monggo, Pakisaji, Kabupaten Malang, itu konsisten berkesenian sebagai penari topeng. Ia memproduksi ribuan topeng kayu untuk suvenir mendukung pariwisata dan kesenian.
Supriyono S.Sn turut menerima anugerah serupa. Guru tari topeng itu multitalenta dan mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan budaya bangsa sebagai guru tari topeng, dalang wayang topeng dan guru gamelan di Kampung Budaya Polowijen. Ia menciptakan tari topeng Ragil Kuning, yaitu tari khas Polowijen untuk melengkapi tari topeng malang.